RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI SMA KELAS X,XI,XII
I. INTERAKSI SOSIAL
1. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara
orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok
manusia.
2. Proses Interaksi Sosial
Interaksi sosial terjadi karena faktor kebutuhan yang timbul
dari dalam diri manusia mencakup kebutuhan dasar, kebutuhan sosial dan
kebutuhan integratif, serta naluri untuk hidup berkelompok atau bersama orang
lain.
3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Ada 2 syarat terjadinya interaksi sosial:
a. Kontak sosial,
berdasarkan cara komunikasi terbagi menjadi 2: Kontak
langsung & Tidak langsung. Sedangkan berdasarkan proses
komunikasi dibedakan menjadi 2: Kontak Primer & Kontak
Sekunder
b. Komunikasi,
yaitu tafsiran seseorang terhadap perilaku orang lain yang diwujudkan dengan
pembicaraan, gerak gerik, sikap, maupun perasaan tertentu.
4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
a. Kerjasama, yaitu bergabungnya
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Meliputi:
1.Bargaining, perjanjian tukar menukar barang dan jasa antar 2
organisasi atu lebih
2. Kooptasi, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
3. Koalisi, merupakan kombinasi antara dua organisasi atau
lebih yang memiliki tujuan sama
4. Joint Venture, adalah kerjasama dalam pengusahaan proyek
tertentu dengan system bagi hasil
5. Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong.
b. Akomodasi,
yaitu usaha untuk menciptakan keseimbangan dalam interaksi antara individu
maupun kelompok yang berkaitan dengan pelaksanaan nilai dan norma sosial dalam
masyarakat. Atau usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan agar tercapai
kestabilan kembali.
Akomodasi sebenarnya suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
c. Asimilasi, merupakan
proses social yang ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan
yang terdapat diantara individu atau kelompok dan usaha mempertinggi kesatuan
tindak, sikap, serta proses mental untuk mencapai kepentingan dan tujuan
bersama.
d. Akulturasi, proses
penyatuan berbagai unsur kebudayaan asing yang diterima, diolah, tanpa
menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri, sehingga menjadi
suatu bentuk kebudayaan baru.
e. Persaingan, merupakan
suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya persaingan antar individu
maupun kelompok dalam mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan dengan
cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka tanpa menggunakan ancaman dan
kekerasan.
f. Kontravensi, suatu
bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertikaian serta
ditandai dengan adanya gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang, keraguan
terhadap kepribadian, dan perasaan tidak suka yang disembunyikan bahkan
kebencian pada seseorang.
g. Pertentangan,
adalah suatu proses sosial yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok untuk
mencapai tujuan tertentu dengan cara menantang pihak lawan melalui ancaman atau
kekerasan.
Bentuk
Interaksi a, b, c, d, adalah interaksi yang bersifat Asosiatif,
sedangkan e, f, g, bersifat Disosiatif.
5. Faktor Pendorong Interaksi Sosial
a. Imitasi, yaitu proses peniruan tingkah laku orang lain untuk diterapkan
pada seseorang yang meniru tingkah laku tersebut.
b. Sugesti, adalah suatu pendapat, saran, pandangan atau sikap yang
diberikan pada seseorang dan diterima tanpa disertai daya kritik.
c. Identifikasi, merupakan suatu kecenderungan atau keinginan dalam diri
seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
d. Simpati, adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada
pihak lain. Dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting.
II. NILAI & NORMA SOSIAL
A. Nilai Sosial
Dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik, yang diinginkan,
dicita-citakan, dan dianggap penting oleh warga masyarakat dan dijadikan dasar
dalam menentukan apa yang baik, bernilai atau berharga.
Jenis-jenis Nilai Sosial
Menurut Notonegoro:
1. Nilai Material: sesuatu yang berguna bagi
kehidupan masyarakat.
2. Nilai Vital, segala sesuatu yang berguna
bagi manusia untuk dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari
3. Nilai Spiritual, Segala sesuatu yang
berguna bagi rohani manusia.
Ciri-ciri Nilai Sosial:
1.
Dipelajari melalui sosialisasi
2.
Disebarkan dari satu individu ke individu yang lain
3.
merupakan hasil interaksi antar warga masyarakat
4.
mempengaruhi perkembangan diri seseorang
5. pengaruh
nilai tersebut berbeda pada setiap anggota masyarakat
6.
berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain
7. bagian
dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya
8.
cenderung berkaitan antara yang satu dengan yang lain dan membentuk kesatuan
nilai.
Fungsi Nilai Sosial:
1. Sebagai pelindung
2. Penunjuk arah dan pemersatu
a. memberikan alat untuk menetapkan
harga sosial dari suatu kelompok
b. mengarahkan masy. Dlm berpikir dan
bertingkahlaku
c. penentu terakhir manusia dlm memenuhi
peranannya
d. sebagai alat solidaritas dikalangan
anggota kelompok
e. sebagai pengontrol perilaku
masyarakat.
3. Motivator
B. Norma Sosial
Merupakan ketentuan yang berisi perintah maupun larangan yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama.
Menurut Robert MZ.Lawang : Norma adalah patokan perilaku
dalam suatu kelompok tertentu
Jenis-jenis Norma Sosial:
1. Cara (usage), bentuk
perbuatan yang menonjol dalam hubungan antar individu
2. Kebiasaan (folkways),
merupakan perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama
3. Tata
Kelakuan, merupakan sifat2 yang hidup dalam kelompok yang dilaksanakan
sebagai pengawas bagi anggotanya.
4. Adat
Istiadat, merupakan pola perilaku yang diakui sebagai hal yang baik dan
dijadikan hukum tidak tertulis dengan sanksi
yang berat.
Norma Pokok:
1. Norma Agama
2. Norma Kelaziman
3. Norma Kesusilaan
4. Norma Kesopanan
5. Norma Hukum
Fungsi Norma Sosial:
1. Sebagai
faktor perilaku yang memungkinkan seseorang untuk menentukan lebih dulu
bagaimana tindakannya akan dinilai oleh orang lain
2. sebagai
aturan yang mendorong seseorang atau kelompok untuk mencapai nilai-nilai social
3. sebagai
unsur pengendali dalam hidup bermasyarakat.
Peranan Nilai & Norma Dalam Proses Sosialisasi:
Memberi bekal pedoman kepada individu atau seseorang agar
berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat, sehingga
individu dapat hidup dengan baik dalam masyarakat.
III.
SOSIALISASI
Pengertian sosialisasi menurut para ahli:
a. Bruce J Cohen:
Sosialisasi adalah proses dimana manusia mempelajari tata cara
kehidupan dalam masyarakatnya, untuk memperoleh kepribadian dan membangun
kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
kelompok.
b. Peter L Berger
Sosialisasi adalah proses pada seorang anak yang sedang belajar
menjadi anggota masyarakat
c. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat yang
baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat, dimana dia menjadi
anggotanya.
Proses Sosialisasi:
Melalui empat tahap:
1. Persiapan : anak mulai
belajar mengambil peranan orang di sekelilingnya.
2. Meniru : anak tidak hanya
mengetahui pernan yang harus dia jalani, tetapi juga mengetahui peranan yang
harus dilakukan orang lain.
3. Siap Bertindak : Anak
dianggap mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat
luas
4. Menerima Norma: Anak telah siap
menjalankan peranan sebagai manusia seutuhnya.
Bentuk Sosialisasi:
Berdasarkan prosesnya,
1. Sosialisasi Primer :
Sosialisasi tahap awal yang berlangsung di lingkungan terdekat, seperti
Keluarga.
2. Sosialisasi Sekunder:
Sosialisasi tahap selanjutnya yang berlangsung diluar lingkungan keluarga.
Berdasarkan tempat berlangsungnya,
1. Sosialisasi Formal: berlangsung
melalui lembaga-lembaga formal menurut ketentuan yang berlaku
2. Sosialisasi
Informal: berlangsung melalui interaksi secara informal atau kekeluargaan,
seperti teman, atau kelompok sosial lain.
Media (Agen) Sosialisasi:
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Media Massa
4. Teman sepermainan
Tujuan sosialisasi:
1. Memberikan
keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah
masyarakat
2. Menanamkan
nilai-nilai pada seseorang dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat
3. Mengembangkan
kememapuan seseorang untuk berbicara atau berkomunikasi dengan baik
4. Mengembangkan
kemampuan seseorang mengendalikan dirinya sesuai dengan fungsinya sebagai bagian
dari masyarakat.
Dengan sosialisasi diharapkan individu dapat:
1. Menyesuaikan perilaku yang diharapkan
dan dianggap baik oleh masyarakat
2. Mengenal dirinya dan mengembangkan
segala kemampuan dengan lingkungan social
3. Mampu menjadi anggota masyarakat yang
baik
4. Memperoleh konsep tentang dirinya.
IV. PERILAKU MENYIMPANG & PENGENDALIAN SOSIAL
Pengertian Perilaku Menyimpang:
Adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma sosial.
Robert MZ Lawang: perilaku menyimpang adalah
tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem
sosial.
Menurut Lemert, Penyimpangan dibedakan menjadi dua:
1. Penyimpangan
primer; dilakukan oleh seseorang secara temporer (tidak selalu), dan pelakunya masih dapat diterima secara sosial
2. Penyimpangan
sekunder; penyimpangan yang dilakukan secara berulang-ulang bahkan menjadi
kebiasaan dan ciri khas dari pelakunya.
Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang:
1. Faktor Internal:
a. Intelegensi
b. Kondisi fisik
c. Kondisi psikis (kejiwaan)
d. Kepribadian
e. Usia
f. Jenis Kelamin
g. Kedudukan seseorang dalam keluarga
2. Faktor eksternal
a. Faktor sosial ekonomi
b. Kondisi politik
c. Faktor budaya
d. Kehidupan rumah tangga
e. Pendidikan di sekolah
f. Pergaulan
g. Media massa
Jenis Perilaku Menyimpang :
1. Tindak
Kejahatan atau Kriminal ;spt pembunuhan, perampokan, pencurian, pemalsuan, penganiayaan,
pemerkosaan, penculikan, dll.
2. Penyimpangan
seksual ; Sodomi, transeksual, masokisme, homoseks, incest,
scoptophilia, transvestite, kumpul kebo, necrophilia, perzinahan, pelacuran,
dsb.
3. Pemakaian
dan peredaran obat terlarang dan alkoholisme
4. Penyimpangan gaya hidup : spt arogansi (kesombongan),
sikap eksentrik, konsumerisme, dll.
5. Tawuran atau
perkelahian antar pelajar.
Berdasarkan sifatnya, perilaku menyimpang
dibedakan menjadi penyimpangan Positif & Negatif.
Berdasarkan jumlah pelakunya, dibedakan menjadi
penyimpangan Individu & penyimpangan Kelompok.
Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil sosialisasi Tidak Sempurna:
Tidak semua media (agen) sosialisasi mampu menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga
proses sosialisasi juga tidak berhasil baik. Dalam kerangka ini perilaku
menyimpang disebabkan oleh proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi nilai sub
kebudayaan menyimpang:
Penyimpangan ini dipicu oleh proses sosialisasi dari kelompok
atau golongan masyarakat yang memiliki nilai atau kebudayaan menyimpang,
seperti kelompok pencopet, penjudi, koruptor, dll.
V. PENGENDALIAN SOSIAL
Merupakan suatu sistem yang mendidik, mengajak bahkan memaksa
warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma-norma social
agar kehidupan masyarakat tertib dan teratur.
Fungsi Pengendalian sosial adalah sebagai pencegah dan
pereda ketegangan sosial yang diakibatkan penyimpangan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang,
Sifat Pengendalian sosial:
1. Preventif; dilakukan sebagai
pencegahan (sebelum penyimpangan terjadi)
2. Represif; dilakukan sebagai
pereda/penyelesaian (setelah penyimpangan terjadi)
Cara Pengendalian Sosial:
1. Cara Persuasif; membujuk, menasehati,
atau mengajak secara halus.
2. Koersif; dilakukan dengan kekerasan
fisik atau ancaman.
Lembaga Pengendalian sosial:
1. keluarga
2. Lembaga Penegak Hukum; pengadilan,
kejaksaan, kepolisian..
3. Lembaga Pendidikan
4. Lembaga kemasyarakatan; RT, RW, dll
5. Lembaga Keagamaan
Peran Lembaga Pengendalian Sosial:
1. Menanamkan norma-norma pada
masyarakat
2. Memberikan sanksi bagi pelaku
penyimpangan.
Bentuk Pengendalian sosial:
1. Gosip
2. Teguran
3. Hukuman
4. Pendidikan
5. Agama
VI. STRATIFIKASI SOSIAL
Merupakan Pembedaan masyarakat secara bertingkat (vertikal) ke
dalam lapisan-lapisan tertentu.
Dasar Stratifikasi:
Adanya sesuatu yang dihargai dan dianggap penting oleh
masyarakat tertentu, seperti kekuasaan, kehormatan, kekayaan, pengetahuan, dsb.
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial:
1. Sistem Kasta
2. Sistem Kelas
Sifat Stratifikasi sosial:
1. Stratifikasi Terbuka
2. Stratifikasi Tertutup
Pembagian Stratifikasi sosial:
1. Berdasarkan kriteria Ekonomi, hal-hal yang menentukan:
a. Jenis
aktifitas e.
Tipe tempat tinggal
b.
Ekonomi f. jenis
rekreasi
c. Jenis
pendapatan g.
jabatan dlm organisasi
d. Tingkat Pendidikan
2. Berdasarkan kriteria sosial, dilihat dari status/kedudukan
seseorang dalam masyarakat.
Status dibedakan menjadi dua: Status
Obyektif dan Status
Subyektif
Status juga dapat dibedakan menurut cara
memperolehnya:
a. Ascribed Status: Status
yang diperoleh secara otomatis,
spt jenis kelamin dan
kebangsawanan.
b. Achieved Status: Status
yang diperoleh karena kerja
keras dan
prestasi
c. Assigned Status: Status
yang diperoleh karena
penghargaan
VII DIFERENSIASI SOSIAL
Merupakan pembedaan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok secara
horizontal.
Diferensiasi sosial meliputi:
a. Diferensiasi
berdasarkan Ras
b. Diferensiasi
berdasarkan Suku Bangsa
c. Diferensiasi
berdasarkan Agama
d. Diferensiasi
berdasarkan jenis kelamin
e. Diferensiasi
berdasarkan Klan/Marga
f. Diferensiasi
berdasarkan profesi
KONFLIK SOSIAL
Merupakan suatu proses dimana dua orang atau kelompok berusaha untuk
saling menyingkirkan/melenyapkan dan atau membuat orang lain tidak berdaya.
Faktor Penyebab Konflik Sosial:
1. Perbedaan
kepribadian
2. Perbedaan
pendirian
3. Perbedaan
kepentingan
4. Perubahan
sosial
Bentuk-bentuk Konflik:
1. Konflik antar
pribadi
2. Konflik antar
kelas sosial
3. Konflik
Rasial/antar suku/etnis
4. Konflik
Politik
5. Konflik
Internasional
Akibat Konflik:
1. Bertambah
kuatnya rasa solidaritas antar anggota
2. Timbulnya
keretakan kesatuan kelompok
3. Terjadi huru
hara
4. Terjadi
pergeseran/perubahan nilai budaya
5. Terganggunya
ketertiban dalam masyarakat
Penyelesaian konflik:
Dikenal dengan istilah Akomodasi,
yang meliputi:
1. Koersi; bentuk
akomodasi yang prosesnya dilaksanakan dengan paksaan. Salah satu pihak berada
dalam kondisi yang lebih lemah dibandingkan dengan pihak lawan. Koersi dapat
bersifat fisik maupun psikis.
2. kompromi;
masing-masing pihak yang terlibat konflik saling mengurangi tuntutannya agar
tercapai suatu penyelesaian bersama.
3. Arbritase;
Cara mencapai kompromi dengan meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh
kedua belah pihak atau oleh badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak
yang bertikai.
4. Mediasi; Cara
menyelesaikan konflik dengan meminta bantuan pihak ketiga yang bersikap netral
dan bertindak sebagai penasihat tanpa memiliki wewenang untuk mengambil
keputusan.
5. Konsiliasi;
Usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang bertikai untuk mencapai
persetujuan bersama.
6. Toleransi;
Bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal dalam wujud saling menghargai,
menghormati, dan tidak saling curiga.
7. Stalemate;
Masing-masing pihak yang terlibat konflik karena kekuatannya seimbang, terhenti
pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan
8. Ajudikasi:
Bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.
INTERSEKSI
Merupakan persilangan keanggotaan warga
masyarakat dalam suatu kelompok sosial. Persilangan terjadi antar suku, agama, ras,
dll.
KONSOLIDASI
Merupakan penguatan keanggotaan warga
masyarakat dalam suatu kelompok sosial, meliputi kesatuan atau perhimpunan
dalam suku, agama, dll.
Interseksi dan konsolidasi memiliki pengaruh yang cukup besar
untuk mendorong terciptanya Integrasi Sosial. Integrasi sosial adalah
Penyatuan berbagai unsur dalam masyarakat sehingga menjadi satu kebulatan yang
utuh.
MOBILITAS SOSIAL
Merupakan perpindahan seseorang/kelompok dari satu lapisan
sosial ke lapisan sosial lain.
Jenis Mobilitas:
1. Mobilitas Vertikal; pergerakan/perpindahan
individu/kelompok dari satu lapisan ke
lapisan lain yang
tidak setingkat. Dibedakan menjadi dua:
a. Mobilitas Sosial
Naik (Sosial Climbing)
b. Mobilitas sosial Turun
(Social Sinking)
2. Mobilitas Horizontal; perpindahan
individu/kelompok dari
satu kelompok sosial ke kelompok sosial
lainnya yang
sederajat.
Selain itu mobilitas juga dibedakan menjadi:
1. Mobilitas
Antargenerasi; mobilitas yang terjadi antar 2 generasi atau lebih. Mis.
Kakek, ayah, Anak.
2. Mobilitas
Intragenerasi; mobilitas yang terjadi dalam satu generasi. Mis. Kakak,
adik.
Faktor Pendorong Mobilitas:
1. Faktor Status
Sosial
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Situasi
Politik
4. Faktor
Kependudukan
5. Keinginan
untuk melihat daerah lain
Faktor Penghambat Mobilitas:
1. Perbedaan Ras
dan Agama
2. Terjadinya
diskriminasi kelas
3. Pengaruh
sosialisasi yang kuat
4. Kemiskinan
5. Perbedaan
jenis kelamin
Cara Mobilitas:
1. Perubahan
Standar hidup
2. Perubahan
tempat tinggal
3. Perubahan
Tingkah laku
4. Perubahan nama
5. Perkawinan
6. Bergabung
dengan organisasi tertentu
Saluran Mobilitas:
1. Organisasi
pemerintahan
2. Angkatan
Bersenjata
3. Lembaga
Keagamaan
4. Organisasi
Politik
5. Lembaga
Pendidikan
6. Lembaga
Ekonomi
7. Organisasi
Keahlian, dsb.
KELOMPOK SOSIAL
Merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama.
Kriteria kelompok sosial:
1. Setiap anggota
kelompok menyadari bahwa ia merupakan bagian dari keompok yang bersangkutan
2. ada hubungan
timbal balik antar anggota kelompok
3. ada faktor
yang dimiliki bersama yang menjadi pengikat atau pemersatu
4. berstruktur,
berkaidah dan mempunyai pola perilaku
5. bersistem dan
berproses
Faktor yang mendasari terbentuknya kelompok sosial adalah kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu ingin
hidup bersama orang lain.
Proses terbentuknya kelompok
Kelompok terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang yang
berkerumun, selanjutnya berkelompok karena memiliki ikatan persamaan
kepentingan, nasib, persepsi, tujuan, atau profesi. Dalam kelompok terjadi
interkasi dan bersepakat mengenai norma-norma yang mereka buat sendiri.
Fase perkembangan kelompok:
1. Fase terbentuk
2. Fase tersusun
3. Fase terfokus
4. Fase dewasa
Bentuk-bentuk kelompok:
1. Kelompok teratur, terdiri dari:
a. In Group dan Out Group
b. Primary Group dan Secondary Group
c. Gemeinschaft (Paguyuban) &
Gesselschaft (patembayan)
2. Kelompok tidak teratur
a. Kerumunan (Crowd)
b. Publik
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Merupakan suatu kelompok masyarakat yang terdiri dari beraneka
ragam kebudayaan.
Ciri-ciri Masyarakat Multikultural:
1. Terbagi-bagi
dalam kelompok-kelompok yang satu sama lain memiliki sub kebudayaan berbeda
2. Memiliki
struktur sosial yang terbagi dalam beberapa lembaga non komplementer
3. Kurang
mengembangkan consensus terhadap nilai yang bersifat dasar
4. Relatif sering
mengalami konflik
5. Integrasi
sosial
6. Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok tertentu terhadap kelompok yang lain
Sebab terjadinya masyarakat multikultural:
1. Perbedaan
struktur geologi
2. Posisi
Silang/Strategis
3. Bentuk wilayah
yang terpecah-pecah
4. Sejarah
5. Akumulasi
Budaya
Permasalahan dalam masyarakat multikultural:
1. Konflik antarsuku
2. Konflik
antaragama
3. konflik
antargolongan
4. Konflik
vertikal
5. Lunturnya
identitas budaya Indonesia
Perilaku dalam masyarakat multikultural:
Multikulturalisme dan perubahan kebudayaan erat kaitannya dengan
sikap toleransi dan empati sosial. Toleransi dan empati mendorong terjadinya
komunikasi dalam masyarakat. Toleransi akan mengurangi pertentangan dan empati
akan menimbulkan sikap saling merasakan perasaan orang lain.
PERUBAHAN SOSIAL
Merupakan semua bentuk perubahan yang terjadi dalam masyarakat
dalm bentuk struktur sosial, lembaga-lembaga sosial, system sosial, dan
berbagai aktifitas sosial masyarakat.
Bentuk Perubahan Sosial:
Berdasarkan kecepatannya,
1. Evolusi
2. Revolusi
Berdasarkan prosesnya:
1. Perubahan yang
bersifat Periodik
2. Perubahan yang
bersifat non periodic
Berdasarkan perencanaan:
1. Perubahan
terencana
2. Perubahan
tidak terrencana
Faktor Penyebab Perubahan Sosial:
1. Faktor internal:
a. Bertambah dan berkurangnya penduduk
b. Penemuan baru
c. Pertentangan dalam masyarakat
d. Terjadinya pemberontakan atau
revolusi
2. Faktor Eksternal:
a. Bencana alam
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan lain
Faktor Pendorong perubahan sosial:
1. kontak dengan
kebudayaan lain
2. system
pendidikan formal yang maju
3. sikap
menghargai hasil karya orang lain
4. system terbuka
dalam lapisan masyarakat
5. penduduk yang
heterogen
6. ketidakpuasan masyarakat
pada bidang kehidupan tertentu
7. orientasi ke
masa depan
8. toleransi
terhadap hal yang menyimpang
Faktor penghambat perubahan sosial:
1. Kurangnya
hubungan dengan masyarakat lain
2. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang terlambat
3. sikap
masyarakat yang tradisional
4. adanya
kepentingan yang tertanam dengan kuat
5. rasa takut
terjadinya kegiyahan pada integrasi sosial
6. prasangka
terhadap hal-hal yang baru dan asing
7. hambatan yang
bersifat ideologis
8. adapt atau
kebiasaan
Dampak Positif perubahan sosial:
1. Demokratisasi
2. Globalisasi
3. Modernisasi
Dampak Negatif:
1. Westernisasi
2. Sekularisme
3. Konsumerisme
4. Hedonisme
LEMBAGA SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto:
Adalah kumpulan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada
suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.
Major Polak:
Merupakan suatu kompleksitas atau system peraturan dan adapt
istiadat yang mempertahankan nilai-nilai penting.
Ciri-ciri lembaga sosial menurut Gillin & Gillin:
1. mempunyai
tingkat kekelan tertentu
2. mempunyai
tujuan
3. mempunyai
perangkat untuk mencapai tujuan
4. mempunayi
lambing atau symbol
5. mempunyai
tradisi tertulis dan tidak tertulis
6. berbentuk
organisasi pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktifitas
masyarakat.
Tipe-tipe Lembaga Sosial:
1. Berdasarkan perkembangannya:
a. Crescive institutions. Lembaga yang
tidak sengaja tumbuh
dari adapt istiadat
masyarakat
b. Enacted institutions. Lembaga yang
sengaja dibentuk
untuk
kepentingan tertentu
2. Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat:
a. Basic Institutions. Lembaga
yang digunakan untuk
mempertahankan dan
memelihara tata tertib dalam
masyarakat
b. Subsidiary Institutions.
Lembaga sosial yang berkaitan
dengan hal-hal yang
kurang penting.
3. Dari segi penerimaan masyarakat
a. Social sanctioned institutions.
Lembaga yang diterima
masyarakat. spt;
sekolah, perusahaan, perbankan dan
koperasi
b. Unsanctioned Institutions.
Lembaga yang ditolak
masyarakat, spt;
perjudian, perampokan, dll
4. Dari faktor penyebarannya
a. General Institutions. Lembaga
yang dikenal oleh hampir
seluruh masyarakat di
dunia. Spt; agama, IPTEK
b. Restricted Institutions.
Lembaga yang dianut oleh
masyarakat
tertentu. Spt; agama Islam, Kristen, Hindu, dll
5. Dari sudut fungsinya:
a. Operative Institutions.
Lembaga yang berfungsi
menghimpun tata
cara yang diperlukan untuk mencapai
tujuan lembaga.
Spt; Lembaga industri
b. Regulative Institutions.
Lembaga yang bertujuan
mengawasi adat
istiadat atau tata kelakuan yang tidak
menjadi bagian
mutlak dari lembaga itu sendiri. Contoh;
Lembaga Hukum
Fungsi Lembaga Sosial:
1. Memberikan
pedoman pada anggota masyarakat bagaimana seharusnya bertingkah laku
2. Menjaga
keutuhan masyarakat
3. Memberikan
pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
Lembaga sosial juga memiliki fungsi:
1. Manifes (Nyata)
2. Latent (
Terselubung)
Lembaga Sosial yang ada dalam masyarakat:
1. Lembaga/pranata Keluarga.
Merupakan kesatuan kelompok terkecil
dalam masyarakat.
Memiliki fungsi Nyata:
a. Biologis/Reproduksi.
Mengatur hubungan seksual untuk memperoleh keturunan
b. Edukasi.
Mengatur tanggungjawab untuk merawat dan mendidik anak
c. Sosial.
Mengatur hubungan kekeluargaan dan kekerabatan
d. Afeksi.
Mencurahkan kasih saying kepada anggota keluarga yang lain.
Fungsi Tersembunyi:
a. Ekonomi.
Mengatur dan memenuhi kebutuhan rumah tangga
b. Pengendali sosial dari
tindakan menyimpang
c. Pewarisan gelar
dan marga
d. Proteksi.
Melindungi anggota keluarga
2. Lembaga/Pranata Ekonomi
Adalah bagian dari pranata sosial yang bertalian dengan
pengaturan bidang ekonomi, seperti masalah produksi, distribusi, serta konsumsi
barang dan jasa.
3. Lembaga/Pranata Politik
Merupakan institusi atau pranata yang mempunyai kegiatan dalam
suatu Negara yang berkaitan dengan proses untuk menentukan dan melaksanakan
tujuan Negara.
Fungsi pranata politik:
a. Memelihara
ketertiban dalam wilayahnya
b. Menjaga keamanan
dari berbagai ancaman dan serangan pihak luar
c. Melaksanakan
kesejahteraan umum, menyelenggarakan perencanaan dan pelayanan pemenuhan
kebutuhan publik.
4. Lembaga/Pranata Pendidikan
Fungsi Nyata:
a. Mempersiapkan
anggota masyarakat dalam mencari nafkah
b. Mengembangkan
bakat/potensi yang dimiliki seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
c. Melestarikan
kebudayaan dengan mewariskan kepada generasi berikutnya
d. Melatih keterampilan
sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki seseorang.
Fungsi Latent/tersembunyi:
a. Menunda
kedewasaan anak
b. Menjadi
saluran mobilitas sosial
c. Memelihara
integrasi dalam masyarakat
5. Lembaga/Pranata Agama
Kedudukan agama terletak padfa ajaran yang dipandang sacral oleh
pemeluknya. Melalui wahyu atau kitab suci memberi petunjuk kepada manusia dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya.
Unsur-unsur Agama:
c. Kepercayaan
d. Symbol agama
e. Praktek
keagamaan
f. Ummat
beragama
g. Pengalaman beragama
Fungsi Agama:
1. Berfungsi
sebagai petunjuk untuk mengatasi segala kesulitan yang diakibatkan oleh
ketidakpastian dan keterbatasan manusia
2. Sebagai
pengukuhan nilai-nilai yang bersumber pada kerangka acuan sakral sehingga norma
dan sanksinya pun sakral
3. Menciptakan
suatu ikatan bersama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan ummat
4. fungsi
sosialisasi individu dalam mengenal nilai dan norma yang dianutnya.
PENELITIAN SOSIAL
Langkah-langkah Penelitian Sosial:
1. Menyusun Rancangan Penelitian
a. Perumusan
masalah
b. Memilih objek penelitian
c. Melakukan studi pendahuluan
d. Merumuskan anggapan dasar/hipotesis
e. Memilih metode penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Mengumpulkan data
Data Kualitatif,
yaitu data yang bukan berupa angka
Data
kuantitatif, data yang berupa angka
Data Primer,
data yang diperoleh langsung dari objek
Penelitian
Data Sekunder,
data yang diperoleh secara tidak langsung
misalnya melalui
studi kepustakaan, dokumen resmi,
atau media lain.
b. Analisis Data
c. Menarik Kesimpulan
3. Pembuatan Laporan Penelitian
Komponen Dalam Rancangan Penelitian:
1. Topik dan Judul Penelitian
Hal yang harus diperhatikan dalam
memilih judul:
a. Singkat, padat, dan jelas
b. Bersifat aktual
c. Menarik untuk diteliti
d. Bermanfaat
e. Bersifat Realistis
2. Latar Belakang Masalah
Alasan yang melatarbelakangi pemilihan
tema atau topik
Penelitian
3. Rumusan Masalah dan Hipotesis
Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
4. Landasan Teori
Merupakan paparan teori yang digunakan
dalam
permasalahan penelitian. Dikenal juga
dengan istilah studi
kepustakaan/tinjauan pustaka.
5. Definisi Konsep dan Definisi Operasional
Definisi Konsep merupakan definisi
variabel-variabel yang
akan diteliti
Definisi Operasional merupakan bagian
atau sub-sub dari
Definisi konsep.
6. Populasi dan Sampel
Populasi adalah Objek penelitian secara
keseluruhan
Sampel adalah bagian dari populasi yang
dipilih dengan
teknik tertentu.
Teknik Menentukan Sampel:
a. Purposive sampling,
tehnik pengambilan sampel yang
didasarkan pada tujuan
tertentu
b. Proporsional Sampling,
sampel yang dipilih bersifat
representatif atau
mewakili gambaran yang ada pada
populasi
c. Snowball sampling, tehnik
penetapan sample yang jumlah
sampelnya berkembang
dari sedikit menjadi semakin banyak.
d.Random sampling, tehnik menentukan sample secara acak
e. Stratified Random sampling,
pengembangan dari tehnik random, tetapi sudah mempertimbangankan
tingkatan/strata yang ada dalam populasi
f. Ordinal Random sampling.
Pengambilan sample secara ordinal atau mengambil perwakilan dari populasi
dengan interval tertentu.
g. Area Random sampling, tehnik yang digunakan
apabila populasinya tersebar secara tidak menentu pada banyak wilayah.
Tehnik Pengumpulan Data:
1. Tehnik angket/kuisioner
2. Tehnik wawancara/interview
3. Tehnik Observasi
4. Tehnik Studi Kepustakaan
5. tehnik Analisis Media Massa
Penyajian Data Penelitian:
1. Inventarisasi dan Pengeditan Data (Editing)
a. memeriksa kembali
lembar pertanyaan
b. memeriksa kelengkapan identitas
responden
c. memeriksa lembar jawaban responden
2. Memberi Kode (Coding)
Mengklasifikasikan jawaban responden
sehingga mudah diolah
Menurut kode-kode tertentu
3. Klasifikasi
Pengelompokan data sesuai dengan
karakteristiknya masing-
Masing
4. Tabulasi Data
Pengolahan data dengan cara memasukkan
kedalam table.
a. Tabulasi langsung
b. Lembaran Kode (Code sheet)
c. Tabulasi Frekuensi
d. Tabulasi silang
Pengolahan Data Penelitian:
1. Pengolahan data Statistik
a. Distribusi Frekuensi
b. Ukuran Pemusatan (Tendensi Sentral)
- Mean (Rerata)
- Modus (Nilai
yang paling sering muncul)
- Median (Nilai
tengah)
c. Mengukur derajat hubungan antar
variable (Korelasi)
2. Pengolahan Data non Statistik
a. Reduksi Data, mengkategorikan data
hasil penelitian ke dalam
beberapa pola atau
kategori
b. Penyajian Data, data disjaikan ke
dalam matriks sesuai
dengan pola atau
kategori yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Penarikan Kesimpulan
Jenis Korelasi data:
1. Hubungan Simetris
2. Hubungan Timbal Balik
3. Hubungan Asimetris.
Comments
Post a Comment
saran dan kritik dari anda sangat kami harapkan