MAKALAH
SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
Disusun untuk melengkapi tugas
mata kuliah Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD ( PGSD4405 )
PROGRAM S1
PGSD UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT
42 SEMARANG
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tanpa halangan yang
berarti. Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Materi dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (PDGK4504).
Pada kesempatan yang ini, kami menyampaikan ungkapan rasa terima
kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut :
1.
Ibu Dra. Sri Sudarminah, M.Pd selaku tutor mata
kuliah Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
2.
Rekan – rekan mahasiswa UT Pokjar Ma’arif Limpung
yang telah membantu dan mendukung penyusunan Makalah ini.
3.
Bapak dan Ibu yang selalu memberi kesempatan dan
dukungan baik moral maupun material.
4.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu – persatu.
Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan para pembaca
umumnya.
Dengan segala
keterbatasan, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan.
Limpung,
18 Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
I.
PENDAHULUAN.........................................................................................................
1
II.
PEMBAHASAN
........................................................................................................... 1
A. KATA
..................................................................................................................... 1
B. FRASE ................................................................................................................... 2
C. KLAUSA ............................................................................................................... 2
D. KALIMAT
............................................................................................................. 4
1.
Pengertian Kalimat .......................................................................................... 4
2.
Unsur – unsur kalimat ...................................................................................... 4
3.
Macam – macam kalimat ................................................................................. 3
4.
Pola kalimat dasar ............................................................................................ 6
E.
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD ........... 7
III.
PENUTUP
..................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9
SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
I.
PENDAHULUAN
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu
sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti
“menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama
kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. menurut Ramlan (1981:1) “Sintaksis ialah
bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana,
kalimat, klausa, dan frase”.
Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur
gramatikal di dalam kata.
Unsur
bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah kata, frase, klausa, dan kalimat. Untuk itu agar lebih jelasnya dalam makalah ini akan
dibahas satu persatu.
II. PEMBAHASAN
Dari penjelasan tentang
pengertian sintaksis tersebut di atas berikut akan dibahas masing–masing unsur
yang terkandung dalam sintaksis.
A.
KATA
Kata merupakan
satuan terkecil dalam sintaksis. Dalam hal ini kata mempunyai 3
fungsi, yaitu sebagai berikut :
1.
pengisi
fungsi sintaksis;
2.
penanda
kategori sintaksis;
3.
perangkai
dalam penyatuan bagian-bagian dari satuan sintaksis.
Kata
sebagai pengisi satuan sintaksis dibedakan menjadi dua macam kata yaitu kata
penuh (fullword)
dan kata tugas (funcionword).
1) Kata
penuh adalah kata yang secara leksikal mempunyai makna, mempunyai
kemungkinan untuk mengalami proses morfologi, merupakan kelas terbuka, dan
dapat berdiri sendiri sebagai sebuah satuan. Yang termasuk kata penuh adalah
kata-kata kategori nomina, verba,
adjektiva, adverbia, dan numeralia.
2) Kata
tugas adalah kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak
mengalami proses morfologi, merupakan kelas tertutup, dan di dalam peraturan
dia tidak dapat berdiri sendiri. Yang termasuk kata tugas adalah kata-kata
kategori preposisi (kata yang ada di
belakangnya), posposisi (kata yang ada di depannya) dan konjungsi (kata-kata yang dirangkaikan).
Misalnya dan tidak mempunyai makna leksikal, tetapi mempunyai tugas
sintaksis untuk menggabungkan dua buah kata.
B.
FRASE
Frase
merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonprediktif atau tidak produktif lagi (artinya tidak bisa dikembangkan lagi). Frase
tidak memiliki makna baru, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal. Bedanya dengan kata majemuk yaitu kata majemuk sebagai komposisi yang
memiliki makna baru atau memiliki satu makna.
Dalam
sebuah kalimat, gabungan kata yang termasuk fraseadalah jika gabungan kata tersebut menduduki satu
fungsi subyek, predikat, pelengkap, obyek atau keterangan saja.
Contohnya : Rumah
(S) mewah (P) = kalimat
Saya
(S) membeli (P) rumah mewah (O) = frase
Berdasarkan
hubungan antar unsur pembentuknya, frase digolongkan menjadi 2, yaitu :
1)
Frase
setara (koordinatif)
Contoh : anak istri, bapak
ibu, sawah ladang.
2)
Frase
bertingkat (subordinatif)
Contoh : guru matematika,
sangat jujur, belum pergi
Berdasarkan
makna yang didukungnya, frase digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
1)
Frase
idiomatik (kiasan)
Contoh : meja hijau
(pengadilan), bermuka dua (tidak berpendirian)
2)
Frase
lugas (biasa)
Contoh : meja hijau (meja
berwarna hjau)
C.
KLAUSA
Klausa
adalah satuan sintaksis
berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam
konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase yang berfungsi sebagai
predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan. Badudu
(1976 : 10) mengatakan bahwa klausa adalah “sebuah kalimat yang merupakan
bagian daripada kalimat yang lebih besar.”
Klausa
berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi
sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat. Sebuah konstruksi
disebut kalimat kalau kepada konstruksi itu diberikan intonasi final atau
intonasi kalimat. contohnya
konstruksi nenek mandi baru dapat
disebut kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final, kalau belum maka masih berstatus
klausa.Tempat klausa adalah di dalam kalimat.
Berdasarkan strukturnya, klausa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1)
Klausa bebas
Klausa
bebas adalah
klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subyek
dan predikat, dan
karena itu mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor.
2)
Klausa terikat
Klausa
terikat memiliki struktur yang tidak lengkap.
Berdasarkan kategori unsur segmental
yang menjadi predikatnya,
klausa
dapat dibedakan menjadi 6
jenis, yaitu :
1)
Klausa verbal, yaitu kalusa yang predikatnya berupa kata atau frase
verbal.
Contohnya : Saya (S) sudah
mandi (P)
2)
Klausa nominal, yaitu klausa yang predikatnya
berupa frase nomina.
Contohnya : Dia (S) guru
bahasa Indonesia (P)
3)
Klausa ajektival, yaitu klausa yang predikatnya
berupa kata atau frase
ajektiva. Contohnya : Orang itu
(S) marah besar (P)
4)
Klausa adverbial, yaitu klausa yang predikatnya
berupa kata atau frase
berkategori adverbial (menerangkan kata kerja).
Contoh : Anak itu (S)
bandelnya teramat sangat (P)
5)
Klausa preposisional, yaitu klausa yang predikatnya
berupa frase berkategori
preposisional.
Contohnya : Nenek (S) di
kamar (P)
6)
Klausa
numeral, yaitu klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numerila.
Contohnya : Anaknya (S) dua belas orang (P)
D.
KALIMAT
1.
Pengertian
Kalimat
Beberapa
pengertian kalimat adalah sebagai berikut :
a. Satuan
gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir
turun atau naik (Sintaksis. Prof. Drs. M. Ramlan);
b. Bagian
ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya
menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. (Tata Bahasa Rujukan Bahasa
Indonesia, Gorys Keraf);
c. Satuan
bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran
yang utuh (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Hasan Alwi dkk, ed. Ketiga).
d. Arus
ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan
dan diakhiri dengan intonasi final (blogbelajar-pintar.blogspot.com).
e. Susunan kata-kata yang teratur yang
berisi pikiran yang lengkap. (id.m.wikibooks.org/wiki/Subyek:Bahasa_Indonesia/Materi:Kalimat)
Dalam kaitannya dengan satuan-satuan
sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa) kalimat adalah satuan
sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa, dilengkapi
dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
2.
Unsur
– unsur kalimat
Kalimat mempunyai 4 unsur,
yaitu sebagai berikut :
a. Bentuk (unsur-unsur segmental) yaitu kata, frase,
klausa, wacana.
b. Intonasi (unsur suprasegmental) Intonasi
final yang memberi ciri kalimat ada tiga buah, yaitu intonasi deklaratif (.) intonasi interogratif (?) dan
intonasi seru (!)
c. Situasi yang menimbulkan ujaran tersebut. Hal ini
mempengaruhi pilihan kata dan intonasi yang digunakan oleh penutur.
d. Makna atau arti yang didukungnya.
3.
Macam
– macam kalimat
Kalimat dapat dibedakan
berdasarkan bermacam-macam hal, antara lain :
a. Berdasarkan sebuah inti yang membentuk sebuah kalimat
1) Kalimat minor, yaitu kalimat yang hanya mengandung
satu unsur inti pusat.
Contohnya : Diam !, Mustahil
!, Mahal amat !
2) Kalimat mayor, yaitu kalimat yang sekurang-kurangnya
mengandung dua unsur inti.
Contohnya : Upaya ke arah
perdamaian kerap sulit diwujudkan. Inti kalimatnay upaya perdamaian dan sulit.
b. Berdasarkan jumlah kontur (perhentian dalam intonasi
ucapan kalimat)
1)
Kalimat
minim, yaitu kalimat yang mengandung satu unsur kontur (bagian dari arus ujaran
yang diapit dua kesenyapan = /.../)
Contohnya : /Damai?/,
/Mustahil?, /Mana mungkin/.
2)
Kalimat
panjang, yaitu kalimat yang mengandung lebih dari satu unsur kontur.
Contohnya : /Upaya ke arah
perdamaian/ kerap sulit diwujudkan./
c. Berdasarkan jumlah inti dan urutan Subyek dan Predikat
1) Kalimat inti, yaitu kalimat yang terdiri dari dua kata
dan keduanya merupakan inti sedangkan urutan fungsi unsur-unsurnya diawali
subyek dan diakhiri predikat dan intonasinya netral (bukan perintah atau
pertanyaan).
Contohnya : Mariska pergi;
Pikirannya jenuh.
2) Kalimat luas, yaitu kalimat yang tediri lebih dari dua
kata atau inti. Sedangkan urutan fingsi unsur-unsurnya diawali subyek dan
diakhiri predikat.
Contohnya : Mariska tidak
akan pergi; Pikirannya sangat jenuh.
3) Kalimat transformatif, yaitu kalimat yang sudah
mengalami perubahan baik jumlah kata atau inti maupun urutan subyek dan
predikatnya.
Contohnya : Pergi Mariska;
Jenuh pikirannya.
d. Berdasarkan jumlah pola kalimat (jumlah unsur Subyek
dan Predikatnya)
1) Kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri dari satu
pola kalimat.
Contohnya : Pak tani (S)
memberantas (P) hama padi (O).
2) Kalimat majemuk, yaitu kalimat yang terdiri lebih dari
satu pola kalimat. Ada 2 jenis kalimat majemuk, yaitu :
a) Kalimat
majemuk bertingkat,
yaitu kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas, shingga perluasan itu
membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada.katahubung
yang digunakan : sebelum, sesudah, agar, supaya, akibat, sebab, jika, kalau,
walaupun, bahwa.
Contohnya : Pak tani (S)
memberantas (P) hama padi (O) sebelum tanaman padi (S) banyak yang rusak (P).
b)
Kalimat majemuk setara, yaitu kalimat majemuk yang dibentuk dengan cara
menggabungkan beberapa kalimat tunggal. Kalimat tunggal tersebut bukan
merupakan perluasan dari salah satu fungsi kalimat lainnya. Masing-masing
kalimat mempunyai kedudukan yang sama. Kata hubung yang digunakan : misalnya,
dan, tetapi, melainkan, sedangkan, atau, padahal, lalu.
Contohnya :Ibu (S) tersenyum
(P) dan ayah (S) tertawa (P)
e. Berdasarkan jenis dan bentuk kata kerja serta Subyek
dan Predikatnya
1)
Kalimat
aktif, yaitu kalimat yang mana Subyek melakukan pekerjaan dan Obyek sasaran
dari subyek, sedangkan Predikatnya berawalan men-.
Contohnya : Saya menulis
surat. Ibu sedang memasak ikan.
2)
Kalimat
pasif, yaitu kalimat yang mana Subyek menjadi tujuan Obyek dan Obyeknya
melakukan pekerjaan, sedangkan Predikatnya berawalan di-, ter-, atau tanpa berawalan.
Contohnya : Surat ditulis
saya. Ikan sedang dimasak ibu.
4.
Pola
kalimat dasar
a.
Ciri-ciri
kalimat dasar :
-
Terdiri
atas kalimat tunggal
-
Unsur-unsurnya
lengkap
-
Urutan
unsur-unsurnya umum
-
Tidak
mengandung pertanyaan dan pengingkaran.
Dalam kalimat dasar semua
unsur minimal harus ada. Artinya apabila tidak lengkap maka kalimat tersebut
belum selesai, apabila kelebihan unsur maka kalimat itu sudah merupakan kalimat
luas dan bukan kaliamt dasar lagi.
b.
Tipe
pola kalimat dasar
1)
|
S - P
|
:
|
Dia marah.
|
2)
|
S – P - O
|
:
|
Dokter memeriksa pasiennya.
|
3)
|
S – P - Pel
|
:
|
Dia menjadi polisi.
|
4)
|
S – P - K
|
:
|
Mereka merantau ke Jakarta.
|
5)
|
S – P – O - Pel
|
:
|
Murid mengambilkan gurunya kapur.
|
6)
|
S – P – O - Ket
|
:
|
Ibu membeli gula di toko.
|
E.
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD
Pembelajaran
bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar kepada siswa dalam upaya siswa
mencapai kemampuan berbahasa (yaitu kemampuan mengorganisasi pemikiran,
keinginan, ide, pendapat atau gagasan dalam bahasa lisan maupun tulis.
Kemampuan setiap siswa tergantung pada frekuensi dan kualitas materi yang
didengar, berbicara dan menulis yang dilakukannya. Untuk itu perlu diupayakan
agar siswa memperoleh pengalaman yang berbobot dalam bidang bahasa.
Pembelajaran
bahasa baik dilakukan sejak anak masih duduk di sekolah dasar. Kegiatan
pembelajaran berbahasa di kelas rendah bisa dimulai dari kalimat-kalimat minim,
kalimat inti, kalimat sederhana, dan kalimat tunggal. Sedangkan di kelas tinggi
mulai mempelajari kalimat luas, kalimat majemuk, kalimat transformasi sampai
anak dapat merangkai kalimat menjadi sebuah wacana sederhana.
Dalam pembelajaran
di SD siswa tidak diharuskan untuk menghafal sitilah-istilah namun yang
terpenting siswa berlatih menghsilkan berbagai macam kalimat dalam konteks
(dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari).
Tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia mencakup 4 aspek yaitu : Mendengarkan, Berbicara, Membaca, Menulis, dan lebih lanjut lagi
siswa diharapkan mampu dalam Pemahaman
Penggunaan dan Apresiasi sastra.
III.
PENUTUP
Dari pembahasan di atas kami mengambil kesipulan
sebagai berikut :
Sintaksis bahasa adalah ilmu yang membahas seluk beluk
kata, frase,
klausa, dan kalimat. Berikut
adalah penjelasan singkatnya :
-
Kata
merupakan satuan terkecil dalam sintaksis.
-
Frase
merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonprediktif atau tidak produktif lagi.
-
Klausa adalah
kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada
komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat.
-
Kalimat
adalah susunan
kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap dan diakhiri dengan intonasi. Sebuah kalimat harus
mengandung 4 unsur, yaitu bentuk, intonasi,situasi,dan makna.
Pembelajaran bahasa indonesia untuk siswa SD tidak
mengharuskan untuk menghafal istilah-istilah kebahasaan. Tapi siswa siswa dilatih
untuk menghsilkan berbagai macam kalimat yang berkaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia mencakup 4 aspek
yaitu : Mendengarkan, Berbicara, Membaca,
Menulis, dan lebih lanjut lagi siswa diharapkan mampu dalam Pemahaman Penggunaan dan Apresiasi sastra.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Tentunya materi dalam
makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saran yang membangun sangat kami
harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Puji
Santosa. dkk (2011) Materi dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Chaer. Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Keraf,
Gorys. (1991) Tata Bahasa Rujukan Bahasa
Indonesia. Jakarta : Grasindo
Comments
Post a Comment
saran dan kritik dari anda sangat kami harapkan